1. Berniat. Harus ada niat yang baik, yang sungguh sebelum
memulai menulis. Kalo ada niat baik, pasti hasilnya akan baik juga. Tapi kalo
niatnya jelek? Tulisan itu mah apa atuh? So, berniat yang baiklah sebelum menulis.
Jangan lupa doa !
2. Mood Menulis Harus Dipaksa. Tak bisa dipungkiri, sebagai manusia tentu
kita merasakan naik turunnya mood dalam menulis. Namun, dalam perjalanan
sebagai penulis profesional, kita harus mengekesampingkan setiap mood buruk.
Kita harus mensugesti diri jika tidak ada kata tidak mood. Kita
harus tetap menulis apapun moodnya, meskipun hasilnya hancur, itu lebih baik
daripada tidak menulis sama sekali. Toh, hasilnya nanti bisa kita edit lagi.
3. Komedi Bukanlah Ngelawak. Menurut Radit, komedi berbeda dengan
ngelawak, melainkan sebuah persepsi yang unik. Komedi dibagi menjadi 2, yaitu
observasional (pengamatan) dan situasional. Dalam komedi observasional,
cakupannya adalah hal-hal yang memang sudah ada di sekeliling kita, namun belum
menjadi komedi hingga kita bisa mengeksplorasinya. sedangkan komedi situasional
adalah komedi yang tercipta dari hal-hal yang terjadi secara spontan. Pembuatan
komedi berawal dari kegelisahan, observasi, imajinasi.
4. Penulis yang Baik Harus Berkarakter. Sebagai penulis yang akan menyandang
predikat profesional, kita harus memiliki karakter tulisan sendiri, sehingga
akan membentuk suatu keunikan yang tak tergantikan. Salah satu karakter yang
dimaksud adalah gaya penulisan.
5. Harus Jujur. Maksudnya jujur dalam berkarya. Penulis yang baik harus
jujur dengan karya yang dihasilkannya sendiri. Ide tulisan harus benar-benar
lahir dari kegelisahan diri. Kuncinya, semakin mudah kita kesal terhadap suatu
hal dan kritis, semakin mudah untuk menelurkan sebuah ide.
6. Menulislah Dengan Hati Dan Ciptakan Pasar. Beberapa penulis ternama tidak pernah
berambisi menulis untuk mendapatkan uang atau terkenal. Contohnya Andrea Hirata
yang menulis Laskar Pelangi. Novel itu berawal saat dia ingin gurunya Ibu
Muslimah membaca tulisannya. Menjadi penulis harus bisa menciptakan pasar
sendiri, bukan bertanya apa maunya pasar, tetapi tentang kegelisahan yang kita
rasakan.
Demikianlah beberapa tips sukses menjadi penulis ala
Raditya Dika. Semoga bermanfaat, selamat menulis, hidupkan karakter bangsa
!
No comments:
Post a Comment