Wednesday, March 11, 2015

Persetujuan New York


            Pada awalnya, belanda tidak yakin pasukan Indonesia dapat masuk ke wilayah Irian. Akan tetapi, operasi-operasi yang dilakukan Pasukan Komando Mandala berhasil terbukti dengan jatuhnya Teminabuan ke tangan pasukan Indonesia. Sementara itu, Pemerintah Kerajaan Belanda sedikit banyak mendapat tekanan dari pihak Amerika Serikat untuk berunding, karena untuk mencegah terseretnya Uni Soviet dan Amerika Serikat ke dalam konfrontasi.
           
Dengan adanya rencana Bunker di atas maka sikap Indonesia adalah menerimanya. Hal ini ternyata menambah simpati dunia terhadap RI, sebaliknya belanda bersikukuh mempertahankan Irian Barat. Oleh karena itu, pada tanggal 14 Agustus 1962, RI melakukan operasi besar-besaran yang terkenal sebagai operasi Jaya Wijaya. Tanggal penyerbuan ditetapkan sebagai “Hari H” atau “Hari Penyerbuan”.

Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani suatu perjanjian antara Indonesia dengan Pemerintah Belanda di New York, bertempat di Markas Besar PBB. Perjanjian ini dikenal dengan Perjanjian New York. Adapun isi Perjanjian New York adalah sebagai berikut :
-          Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Penguasa Pelaksana Sementara PPP (UNTEA = United Nations Temporary Executive Authority) pada tanggal 1 Oktober 1962.
-          Pada tanggal 1 Oktober 1962 bendera PBB akan berkibar di Irian Barat dengan berdampingan dengan bendera Belanda, yang selanjutnya akan diturunkan pada tanggal 31 Desember untuk digantikan oleh bendera Indonesia berdampingan dengan bendera PBB. Pemerintah UNTEA berakhir pada tanggal 1 Mei 1963, pemerintah selanjutnya diserahkan kepada Indonesia. Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada tanggal 1 Mei 1963. Pada tahun 1969 rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatannya tetap dalam wilayah RI atau memisahkan diridari RI melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)

Selanjutnya untuk menjamin keamanan di Irian Barat maka dibentuk suatu pasukan keamanan PBB yang dinamakan United Nations Security Forces (UNSF) di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Said Uddin Khan dari Pakistan. Pekerjaan UNTEA di bawah pimpinan Jalal Abdoh dari Iran juga berjalan lancar sehingga tepat pada tanggal 1 Mei 1963 roda pemerintahan RI sudah berjalan.s ebagai Gubernur Irian Barat pertama diangkatlah E. J Bonay,s eorang putera asli Irian Barat.

Di samping nama-nama Soeharto, Sudarso, dan lain-lain yang berjasa dalav pembebasan Irian Barat juga tercatat dalam sejarah nama-nama seperti Kolonel Sudomo, Kolonel Udara Leo Watimena,d an Mayor L. B Moerdani. Pantas pula untuk dikenang adalah, suka relawan yang gigih berjuang dalam pembebasan Irian Barat yaitu Herlina. Ia memenangkan hadiah Pending Emas karena ikut sertanya dalam Pembebasan Irian Barat secara heroik. Pengalamannya dibukukan dalam karya yang berjudul Pending Emas.

Dengan ditandatangani Perjanjian New York, maka pada tanggal 1 Mei maka pada tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat diserahkan kepada Indonesia. Hubungan diplomatik dengan Belanda pun segera dibuka kembali. Dengan kembalinya Irian Barat kepada Indonesia maka Komando Mandala dibubarkan dan sebagai gantinya operasi terakhir adalah Operasi Wisnumurti yang bertugas menjada keamanan dalam penyerahan kekuasaan pemerintahan di Irian Barat di UNTEA kepada Indonesia.

No comments:

Post a Comment