"DI MANA BUMI DI PIJAK DI SITU
LANGIT DIJUNJUNG"
(1 Petrus 2 : 11-17)
S
|
aat mana saya baru berkenalan dengan seseorang, ada
yang bertanya “anda orang mana”, saya langsung menjawab “saya orang sini saja”.
“Bukan! Maksud saya anda asalnya dari mana?” Saya terdiam sejenak, lalu saya
katakan saya lahir di kota P, kakek saya berasal dari desa T, ayah saya
dibesarkan di desa J, ibu saya berasal dari desa H, dan saya di besarkan di
desa B, lalu saya berasal dari mana ya..? Yang pasti saya orang Dayak Ngaju.
Darah kita mungkin berbeda, mungkin tidak ada
hubungan kekerabatan, tetapi sekarang di mana bumi kita pijak disitu kita
menjalani kehidupan ini. Mungkin kita tidak berasal dari daerah ini, tetapi
kita hidup di sini. Dan kita harus hidup sebagaimana mestinya dimana kita ada.
Yang pertama, perlu kita sadari bahwa kita adalah
mahluk yang dinamakan “manusia”. Kita bukanlah “manusia super, bukan pula
malaikat. Tentu kita bukan binatang, tetapi manusia seutuhnya yang hidup
berdampingan dengan manusia lainnya. Kita ada karena mereka, dan mereka ada
karena kita. Kita membutuhkan orang lain dan orang lain juga membutuhkan kita.
Kita hidup di tengah-tengah manusia yang majemuk dan memiliki berbagai karakter
dan gaya hidup, tradisi dan adat budaya serta kepercayaan masing-masing.
Kedua, kita dipanggil untuk hidup dimanapun kita
berada untuk menjadikan hidup kita berguna bagi orang lain, membangun tatanan
sosial masyarakat, mendukung pembangunan pemerintah, membela ketidakadilan dan
penindasan atau penjajahan. Kita diutus kedalam dunia ini untuk mewujudkan
“damai Sejahtera” bagi orang lain bagi masyarakat dan orang banyak di mana kita
ada. Kita harus mengahargai orang lain, mengahargai adat, tradisi, budaya dan
tata cara yang berlaku sah di mana kita ada.
Ketiga, kita bukanlah orang-orang perusak, perusuh,
bukan oknum yang membodohi, melainkan mencerdaskan. Kita bukanlah orang-yang
menjajah tetapi membawa kemakmuran bagi orang lain. Kita adalah pembawa terang
bukan kegelapan. Kita bukan pemicu ancaman tetapi pioneer ketentraman. Kita
bukanlah orang yang disumpahi tetapi yang selalu didoakan dengan doa syukur dan
doa berkat.
Saudara, apapun kata orang itu tidaklah penting,
namun apa yang telah kita lakukan bagi orang lain. “Dimana bumi di pijak di
situ langit dijunjung. Kita menghormati Pemerintah yang memimpin kita dengan
baik, kita menghormati segala aturan maupun adat istiadat. Kita menghormati hak
hidup orang banyak dan Hak azasi manusia. Kita menghargai pendapat dan saran
serta kritik orang lain yang membangun kebersamaan. Namun kita juga siap
menentang ketidakadilan dan kesenjangan sosial serta menyuarakan kebenaran. Dan
kita harus menunjukkan hidup yang bermartabat dan penuh kasih terhadap sesama
manusia dan alam semesta, maka kita telah menjadi utusan yang memberitakan
perbuatan Allah yang besar. Orang lain akan menilai kita dari apa yang kita
lakukan, bukan hanya apa yang kita katakan. AMIN.
No comments:
Post a Comment