Tuesday, January 27, 2015

Cerpen : BUKAN ORANGE ATAU BIRU TAPI MERAH PUTIH

Setiap orang pasti mempunyai kesukaan masing-masing. Salah satunya dalam bidang olahraga. Begitu juga dengan aku. Aku menyukai club bola PERSIJA, atau sering disebut “Macan Kemayoran”. Club ini adalah tim kebanggaan daerah yang berlambangkan Monas, DKI Jakarta. Persija identik dengan warna orange. Fansnya disebut The jak atau Jak angel.

      Yang aku herankan, kenapa The jak dan Viking tidak bisa damai? Ada saja permasalahannya. Apalagi pas ada pertandingan yang melibatkan kedua club bola ini. Kalo ndak berkelahi sampai ada korban jiwa, ya saling mengejek di social media antara supporter dan supporter club lain.

      Pertandingan liga ISL kemarin, menjadi peristiwa yang menyedihkan bagi The jak dan Jak angel. PERSIJA tidak lolos 8 besar. Sedangkan PERSIB lolos 8 besar. Ejekan dari Viking selalu dilontarkan ke The jak. Begitu juga yang terjadi padaku. Tian dan akbar adalah temanku. Mereka adalah Viking. Saat bertemu denganku, mereka mengejek aku. Karena aku adalah The jak.

“PERSIJA sehat?” ucap Tio sambil tertawa.
“Sehat banget” jawabku dengan tersenyum.
“heh sehat? Kok ndak lolos 8 besar?”  jawab Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
“PERSIJA lagi beramal. Kasihan club lain biar bisa menang. Besok pasti PERSIJA berjaya.” Jawabku dengan tegas.
“Hahahaha, kalo mimpi jangan ketinggian yo.” Ucap Tio dan Akbar sambil tertawa.
“tunggu saja tanggal mainya.” Jawabku sambil berjalan ke kelas.
“PERSIB lah juaranya bro.” Tio dan Akbar berteriak dari kejahuan.

Malam harinya aku melamun sambil bertanya-tanya “Untungnya apa sih ngejek supporter? Yang main bola itu pemain bola ndak supporter. Ngapain yang sok supporternya. Pemainya biasa saja kok.”

Pagi hari saat disekolah, aku bertemu dengan Udin. Udin adalah supporter club Persipura.

“Bagaimana? Sedih ya?” ucapnya sambil tertawa.
“sedih? Kalah ya tetap setia. Menang kami bahagia. Imbang kami terus semangat.” Jawabku dengan tersenyum.
“bahasamu ah.” Balasnya sambil tertawa.
Aku bertanya pada Udin, “loh, lah bagaimana? Benerkan?”
“hahaha iya aja ah. Tunggu saja, PERSIPURA pasti juara lagi.” Balasnya dengan yakin.
“karepmu ah.” Jawabku pasrah.
“PERSIJA suaranya mana?” sambil tertawa.
“PERSIJA menang tidak untuk saat ini” ucapku sedikit lemas.
“wkwkwk. Kapan? Tahun baru monyet?” jawab Udin sambil tertawa terbahak-bahak.
“tunggu tanggal mainya.” Balasku meninggalkan Udin.

Saat pulang dari sekolah, aku bertemu dengan Andri. Andri adalah temanku. Dia juga The jak.

Aku berkata kepada Andri, “para Viking ngejek terus ndri.” 
“Sabar yo. Biarkan Anjing menggonggong.” Jawab Andri.
“Para The jak yang sejati sedang diuji ndri.” Ucapku.
“Iya yo. Hanya fans sejati yang dapat bertahan.” Balasnya kepadaku.
Aku bertanya kepada Andri, “Kapan ya, orange dan biru damai?”
“Kalau itu hanya Tuhan yang tau.” Jawabnya sambil tersenyum.

Malam hari, aku kembali melamun dan bertanya-tanya. “inikan kita warga Indonesia. Benderanya merah putih. Kenapa kok yang terkenal itu orange dan biru? Menurutku, 50% terkenal karna cara club itu  bermain. Tapi, 50% terkenal karna ulah supporternya. Haduhhh.. haduhh.. aku saja yang jadi supporter PERSIJA baik-baik saja. Meskipun agak panas telingaku mendengar ejekan dari Viking. Pengen banget, melihat supporter orange dan biru damai. Serta melihat PERSIJA dan PERSIB membanggakan sang merah putih karna prestasinya. Tapi kapan ya? Hanya Tuhan yang tau.”
“Kiranya persatuan dan kesatuan sang merah putih ada pada The jak dan Viking. Amin” doaku.



Cerpen ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, dengan beberapa perubahan. Nama tokoh disamarkan, demi menjaga nama baik.

No comments:

Post a Comment