Setiap orang pasti mempunyai
kesukaan masing-masing. Salah satunya dalam bidang olahraga. Begitu juga dengan
aku. Aku menyukai club bola PERSIJA, atau sering disebut “Macan Kemayoran”. Club
ini adalah tim kebanggaan daerah yang berlambangkan Monas, DKI Jakarta. Persija
identik dengan warna orange. Fansnya disebut The jak atau Jak angel.
Yang aku
herankan, kenapa The jak dan Viking tidak bisa damai? Ada saja permasalahannya.
Apalagi pas ada pertandingan yang melibatkan kedua club bola ini. Kalo ndak
berkelahi sampai ada korban jiwa, ya saling mengejek di social media antara
supporter dan supporter club lain.
Pertandingan
liga ISL kemarin, menjadi peristiwa yang menyedihkan bagi The jak dan Jak
angel. PERSIJA tidak lolos 8 besar. Sedangkan PERSIB lolos 8 besar. Ejekan dari
Viking selalu dilontarkan ke The jak. Begitu juga yang terjadi padaku. Tian dan
akbar adalah temanku. Mereka adalah Viking. Saat bertemu denganku, mereka
mengejek aku. Karena aku adalah The jak.
“PERSIJA sehat?” ucap Tio sambil
tertawa.
“Sehat banget” jawabku dengan
tersenyum.
“heh sehat? Kok ndak lolos 8
besar?” jawab Akbar sambil tertawa
terbahak-bahak.
“PERSIJA lagi beramal. Kasihan
club lain biar bisa menang. Besok pasti PERSIJA berjaya.” Jawabku dengan tegas.
“Hahahaha, kalo mimpi jangan
ketinggian yo.” Ucap Tio dan Akbar sambil tertawa.
“tunggu saja tanggal mainya.”
Jawabku sambil berjalan ke kelas.
“PERSIB lah juaranya bro.” Tio
dan Akbar berteriak dari kejahuan.
Malam harinya aku melamun sambil
bertanya-tanya “Untungnya apa sih ngejek supporter? Yang main bola itu pemain
bola ndak supporter. Ngapain yang sok supporternya. Pemainya biasa saja kok.”
Pagi hari saat disekolah, aku
bertemu dengan Udin. Udin adalah supporter club Persipura.
“Bagaimana? Sedih ya?” ucapnya
sambil tertawa.
“sedih? Kalah ya tetap setia.
Menang kami bahagia. Imbang kami terus semangat.” Jawabku dengan tersenyum.
“bahasamu ah.” Balasnya sambil
tertawa.
Aku bertanya pada Udin, “loh,
lah bagaimana? Benerkan?”
“hahaha iya aja ah. Tunggu saja,
PERSIPURA pasti juara lagi.” Balasnya dengan yakin.
“karepmu ah.” Jawabku pasrah.
“PERSIJA suaranya mana?” sambil
tertawa.
“PERSIJA menang tidak untuk saat
ini” ucapku sedikit lemas.
“wkwkwk. Kapan? Tahun baru
monyet?” jawab Udin sambil tertawa terbahak-bahak.
“tunggu tanggal mainya.” Balasku
meninggalkan Udin.
Saat pulang dari sekolah, aku
bertemu dengan Andri. Andri adalah temanku. Dia juga The jak.
Aku berkata kepada Andri, “para
Viking ngejek terus ndri.”
“Sabar yo. Biarkan Anjing
menggonggong.” Jawab Andri.
“Para The jak yang sejati sedang
diuji ndri.” Ucapku.
“Iya yo. Hanya fans sejati yang
dapat bertahan.” Balasnya kepadaku.
Aku bertanya kepada Andri,
“Kapan ya, orange dan biru damai?”
“Kalau itu hanya Tuhan yang
tau.” Jawabnya sambil tersenyum.
Malam hari, aku kembali melamun
dan bertanya-tanya. “inikan kita warga Indonesia. Benderanya merah putih.
Kenapa kok yang terkenal itu orange dan biru? Menurutku, 50% terkenal karna
cara club itu bermain. Tapi, 50% terkenal
karna ulah supporternya. Haduhhh.. haduhh.. aku saja yang jadi supporter
PERSIJA baik-baik saja. Meskipun agak panas telingaku mendengar ejekan dari
Viking. Pengen banget, melihat supporter orange dan biru damai. Serta melihat
PERSIJA dan PERSIB membanggakan sang merah putih karna prestasinya. Tapi kapan
ya? Hanya Tuhan yang tau.”
“Kiranya persatuan dan kesatuan
sang merah putih ada pada The jak dan Viking. Amin” doaku.
Cerpen ini
berdasarkan pengalaman pribadi saya, dengan beberapa perubahan. Nama tokoh
disamarkan, demi menjaga nama baik.
No comments:
Post a Comment